PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM OLEH PUBLIK, LEVERAGE DAN KELOMPOK INDUSTRI TERHADAP TINGKAT INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)
Disusun oleh:
ANANDA SUCITRAWAN
NIM. 108082000187
JURUSAN AKUNTANSI
(AKUNTANSI MANAJEMEN)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012 M – 1433 H
==============================================================
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai salah satu
penelitian empiris pada
perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2012 yang menguji hipotesis dengan
menggunakan metode korelasional. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih.
Penelitian ini membatasi pada tingkat profitabilitas, ukuran perusahan, kepemilikan saham oleh publik, leverage dan kelompok industri sebagai variabel
independen serta Internet Financial Reporting (IFR) sebagai variabel dependen.
B.
Metode
Penentuan Sampel
Populasi yang
digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh
perusahaan go
public yang
tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2012. Sampel ditentukan dengan metode judgement atau purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan tujuan atau
target tertentu, yaitu pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan yang
merupakan tipe pemilihan sampel secara acak dimana informasinya diperoleh
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Sampel yang diambil adalah perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ-45
periode tahun 2012. Alasan perusahaan indeks LQ-45 sebagai sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah karena saham-saham yang masuk dalam
perhitungan LQ-45 memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar yaitu 75% dari
kapitalisasi saham BEI, memiliki fundamental yang baik dan masuk dalam kategori
saham blue chips yang diminati
investors dalam melakukan investasi saham di BEI serta berasal dari semua
sektor industi, sehingga sampel tersebut mampu mewakili perusahaan yang
tercatat di BEI. Adapun kriteria sampel adalah:
1. Saham telah terdaftar di BEI minimal dua
tahun
2. Perusahaan yang terdaftar memiliki website
perusahaan
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan annual yang telah
diaudit dan terdapat di situs resmi BEI atau situs resmi
perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan dalam penelitian
sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh
dalam bentuk jadi/data yang sudah diolah. Data sekunder merupakan sumber data
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan dan non keuangan yang
terdapat dalam website perusahaan dan
website IDX Jakarta. Sumber data penelitian ini diperoleh dari:
1. Indonesia
Stock Exchange 2012
2.
Indonesia
Capital Market Directory (ICMD)
3.
Website
perusahaan
4. Berbagai artikel, buku dan beberapa penelitian terdahulu
dari berbagai sumber.
Dalam penelitian
ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode:
1.
Studi dokumentasi pada
laporan keuangan dan non keuangan perusahaan Indonesia Stock Exchange (IDX) tahun
buku 2011 dan 2010.
2.
Studi pustaka yaitu pengumpulan data
sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu didapat dari dokumen-dokumen,
buku, internet serta sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan
informasi yang dibutuhkan.
3.
Observasi website perusahaan dengan tahap-tahap:
a. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam profil
perusahaan tercatat pada Indonesia Stock Exchange IDX Fact 2012
b. Website
perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti menggunakan search engine yang umum digunakan
seperti Google dan Yahoo.
c. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan
untuk keperluan pengumpulan data.
D.
Metode
Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product and Services Solutions) for windows 17,0. Setelah data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data heteroskedastisitas,
analisis regresi dan uji koefisien regresi sederhana (uji t), dan uji koefisien
regresi secara simultan (uji F).
1.
Statistik
Deskriftif
Statistik deskripstif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali,2011: 19). Analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis deskriptif dilakukan dengan
menggunakan statistik deskriptif yang menghasilkan nilai rata-rata, maksimum,
minimum, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian sehingga
secara kontekstual mudah dimengerti.
2.
Uji
Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji
asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji
multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
a.
Uji
Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflantion Factor (VIF)
(Ghozali, 2011: 95). Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variabel independen. Regresi yang baik memiliki
VIF di sekitar angka 1 (satu) dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1 (Santoso,
2010: 206).
Apabila nilai VIF kurang dari
sepuluh dan nilai Tolerance (T) lebih
dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 10, berarti tidak terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan
nilai Tolerance (T) kurang dari 0,1
dan lebih dari 10, berarti terjadi multikolinearitas.
b.
Uji
Heterokedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali,2011: 125). Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang
bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa
telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola
yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2011: 125-126).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur
apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal
atau tidak.
Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur
data berskala ordinal, interval ataupun rasio. Uji normalitas dengan SPSS bisa
menggunakan beberapa uji seperti uji Kolmogorov
Smirnov, Shapiro Wilk dan gambar Normal Probability Plots. Dalam
penelitian ini cara mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso,2010:
213).
d. Uji Autokorelasi
Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi
klasik autokorelasi, yaitu adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan
berdasar waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya terjadi pada pada observasi
yang menggunakan data times series (Algifari,2010:
88).
Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel
tidak dapar menjelaskan varians populasinya. Metode uji autokorelasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah adalah dengan Uji Durbin-Watson (Uji DW)
dan run test.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar
variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah
diketahui besarnya.
Adapun variabel
independen dalam penelitian ini terdiri atas tingkat profitabilitas,
ukuran perusahaan, kepemilikan saham oleh publik, leverage dan kelompok industri. Sedangkan variabel dependennya adalah Internet Financial Reporting (IFR). Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut, maka rumus
persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
IFR
= β0 + β1(Prof) + β2 (Ukp)+ β3(KS) + β4 (LEV) + β5 (KI) + ξ
Dimana:
IFR : Tingkat IFR (Tingkat Internet Financial Reporting)
β0
: Intercept
Prof : Tingkat Profitabilitas
Ukp
: Ukuran Perusahaan
KS : Kepemilikan Saham Oleh Publik
LEV :
Leverage
KI : Kelompok
Industri
ξ : Residual
Uji
hipotesis ini dilakukan melalui: uji koefisien
diterminasi, uji statistik t, dan uji statistik F.
a.
Koefisien Diterminasi
Koefisien diterminasi (R2)
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol)
dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali,2011: 87)
b. Uji Statistik t (t-test)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
yang diuji (Ghozali,2011: 88). Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari
pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel lain bersifat konstan. Langkah-langkah pengujiannya adalah
sebagai berikut:
1) Pengujian
Hipotesis
Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : β ≠ 0, berarti
ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
2) Menentukan
tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 10%
3) Menentukan
kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan :
Jika Sig
< 0,10 maka Ho ditolak atau Ha diterima
Jika Sig
> 0,10 maka Ho diterima atau Ha ditolak
4) Pengambilan keputusan
Uji t dilakukan dengan membandingkan p-value t-hitung
yang dihasilkan oleh masing – masing variabel independen dalam persamaan
regresi di atas dengan derajat signifikansinya (α) yaitu 0,10. Kriteria yang digunakan untuk menarik
kesimpulan hipotesa diatas yaitu jika p-value t hitung < α (α = 0,10)
maka Ho ditolak atau Ha Diterima.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F / F-test)
Uji
statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Langkah – langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut :
1)
Perumusan
Hipotesis
Ho : ρ =
0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen.
Ha : ρ ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
2) Menentukan
tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 10 %
3) Menentukan
kriteria penerimaan atau penolakan Ho, yakni dengan melihat nilai signifikan :
Jika Sig
< 0,10 maka Ho ditolak atau Ha diterima
Jika Sig
> 0,10 maka Ho diterima atau Ha ditolak
4)
Pengambilan keputusan
Uji F dilakukan dengan
membandingkan p-value F hitung yang
dihasilkan dari model regresi dengan
derajat signifikansinya (α) yaitu
0,10. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan hipotesa diatas adalah
jika p-value
F hitung < α (α = 0,10)
maka Ho ditolak atau Ha diterima. Dimana mempunyai makna bahwa variabel tingkat
profitabiitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham oleh publik, leverage, dan kelompok industri secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Internet
Financial Reporting (IFR).
E.
Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari
masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara
pengukurannya.
1.
Tingkat Profitabilitas (X1)
Tingkat profitabilitas merupakan suatu indikator
kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Dalam penelitian ini variabel tingkat profitabilitas diukur dengan ROA (Laba Bersih
Setelah Pajak/ Total Aset). Hal ini disebabkan ROA memiliki
tingkat yang lebih independen dalam pengukuran profitabilitas dibandingkan ROE
(Lestari dan Chariri,2007: 9).
Variabel ini diukur dengan menggunakan Return of Assets Adapun rumus yang
digunakan adalah:
Tingkat
Profitabilitas = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)
Total Aset
|
Keterangan:
Laba bersih setelah pajak
(EAT) : laba bersih setelah pajak
perusahaan tahun t
Total Aset : Total aset perusahaan pada tahun t
2.
Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran Perusahaan merupakan seberapa besar kekayaan
perusahaan (Almilia,2008: 10). Ukuran perusahaan adalah gambaran besar atau kecilnya
suatu perusahaan yang dapat diukur dari besarnya nilai asset, penjualan, atau
dari nilai pasar ekuitas perusahaan. Adapun dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur
dengan logaritma natural dari total asset
perusahaan (proxy Log of Total Asset).
Penilaian ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ukuran
Perusahaan = Log_ Total Asset
Keterangan
:
Total Asset = Total asset perusahaan pada tahun t
(dalam rupiah)
|
Sumber: (Prabowo Tambotoh,2005), (Almilia 2008), (Al-Mansour2009), (Aly et al., 2010)
3.
Kepemilikan Saham Oleh Publik (X3)
Percentage of Public Ownership =
Jumlah Saham Yang Dimiliki Publik
Jumlah Saham
Beredar
|
Menurut
Prabowo dan Tambotoh (2005) kepemilikan saham
oleh publik mengacu pada pemegang saham individu. Persentase kepemilikan saham oleh publik adalah
jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau
institusi yang memiliki kepemilikan saham di bawah 5% yang berada di luar
manajemen dan tidak memiliki hubungan
istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan saham oleh publik
diukur dengan proxy Percentage of Public Ownership (Prabowo Tambotoh,2005: 153).
4.
Leverage (X4)
Leverage merupakan
salah satu rasio keuangan. Leverage
dapat diartikan sebagai pengukur besarnya asset yang dibiayai dengan
menggunakan liabiitas. Rasio leverage
menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh liabilitas dengan
kemampuan perusahaan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan tersebut.
Dalam penelitian ini leverage
diukur dengan menggunakan rasio total liabilitas terhadap total aktiva (Aly et al,2010). Adapun rumus yang digunakan adalah:
Leverage = Total Debt
Total Asset
|
Keterangan:
Leverage : Pengungkit
Total Debt : Total liabilitas perusahaan pada tahun
t
Total Asset : Total aset perusahaan pada tahun t
5.
Kelompok Industri (X5)
Pada
umumnya industri dengan
kompleksitas yang tinggi
dan highly regulated cenderung
akan mengikuti perkembangan zaman dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu cara
yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi yang sedang berkembang saat
ini yaitu internet sebagai media pelaporan keuangan dan pengembangan interaksi
antara perusahaan dan lingkungan. Semakin kompleks industri dan tingginya
tingkat regulasi yang menaunginya tersebut maka semakin tinggi pula keinginan
perusahaan untuk menyajikan laporan keungannya secara lebih transparan.
Kelompok industri dalam penelitan ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy dengan
melihat tingginya regulasi peraturan yang digunakan dalam kelompok industri
keuangan tersebut, point 1 untuk kelompok industri keuangan dan 0 untuk kelompok industri
non-keuangan.
6. Internet Financial Reporting (Y)
Variabel
terikat yaitu Internet Financial Reporting secara
langsung diamati dengan mengunjungi dan
menjelajahi website perusahaan. Internet Financial Reporting adalah
suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya
melalui internet, yaitu melalui website
yang dimiliki perusahaan.
Indikator
karekteristik tingkat IFR menggunakan daftar cheklist sebagai replikasi penelitian Goreti dan Isabel (2011). Dalam penelitian Goreti dan Isabel (2011),
penilaian tingkat IFR diklasifiasikan ke dalam empat kategori (dalam tabel 3.1) yaitu
:
1.
Informasi pada
halaman pertama dari situs web perusahaan (IFR-1P)
2.
Hubungan
investor di internet (IFR-IR).
3.
Laporan
tahunan di internet (IFR-AR)
4.
Informasi
lain di internet (IFR-IO).